The Tight Black on the Wide White

Posted by Tony , Minggu, 15 Mei 2011 22.08

Waktu saya masih SMA, saya menyaksikan sebuah adegan film yang menurut saya cukup inspiratif. Saya lupa judul film tersebut, itu adalah film asia, dari Jepang kalau tidak salah.
Jadi begini adegannya:

Ada dua orang, yang satu sedang dalam masalah besar dan dia merasa sangat terpukul dengan masalah tersebut, sebut saja si A. Sedangkan yang satunya, sebut saja si B, dia merasa bahwa dia harus bisa meringankan beban temannya itu. Kemudian si B mengeluarkan selembar kertas putih dan sebuah pena. Dia membuat sebuah titik dengan pena yang bertinta hitam itu tepat di tengah lembaran kertas itu. Kemudian disodorkannya kertas itu kepada si A sambil bertanya, “Apa yang kamu lihat?” Tanpa lama-lama berpikir, si A menjawab, “Satu titik warna hitam saja. Kenapa?”

Sambil tersenyum seolah hari itu dia akan menjadi manusia paling bijak di dunia, si B menjawab, “Mengapa kamu cuma melihat titik hitamnya saja? Aku tidak bertanya apa yang aku tulis dengan pena ini, tetapi aku bertanya “apa ini”, termasuk kertas yang aku perlihatkan ke kamu.” Pernyataan si B cukup menarik perhatian si A, dia mulai menunjukkan raut muka yang sedikit bingung. Lalu si B meneruskan omongannya, “Mengapa kamu tidak melihat bahwa ini adalah kertas putih yang terdapat satu titik hitam yang kecil di atasnya? Begitu mudah kamu melihat titik hitam di atas kertas putih ini, padahal itu cuma setitik dan sangat kecil. Tapi kamu justru tidak melihat bagian dari permukaan kertas ini sebagian besar masih putih dan belum ternodai oleh tinta yang hitam. Sangat luas dibandingkan dengan titik itu. Jadi, inilah yang sedang menimpa kamu dan apa yang kamu persepsikan terhadap masalahmu.”





Karena si A memiliki kemampuan analogi yang cukup kuat, maka dia langsung bisa mengerti apa yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh temannya tersebut. Ya, dia hanya melihat sisi negatif dari masalah yang dia hadapi, tapi dia justru lupa terhadap sisi positifnya yang justru lebih banyak. Maka, dalam melihat suatu kejadian, sebaiknya kita benar-benar berpikir. Maksudnya, kita berpikir secara menyeluruh, jangan terlalu picik dan sempit. Banyak orang yang ketika menghadapi masalah, mereka cenderung malas untuk memikirkannya secara luas, atau mereka terjerumus untuk merasakan penderitaan dan berharap belas kasihan dari orang lain. Bahkan ada yang mencoba lari dari masalah itu karena dia adalah “pencari kebahagiaan”. Semua itu hanya akan memupuk kebodohan manusia. Maka, yakinlah kita mampu menemukan sisi positif dari masalah tersebut jika kita mau berpikir dan yakinlah kita menjadi manusia tangguh yang mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan berusaha keras dan berdoa.

2 Response to "The Tight Black on the Wide White"