Welcoming the Imagination

Posted by Tony , Minggu, 01 Mei 2011 01.34


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Selamat datang, pembaca yang bijak dan termotivasi untuk berilmu.

Akhirnya dimulai juga, sebuah hasrat dan pemuasan diri yang tertunda dalam jangka waktu yang lama, 5 tahun.


Menulis, merupakan hobi atau entah apa namanya yang mulai merasuki jiwa dan pikiran ketika saya lulus dari SMA. Menurut KBBI Edisi III (2005), hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Yah, dengan merujuk makna kata hobi itu, maka saya berpendapat bahwa menulis adalah hobi saya, walaupun tidak selalu menulis ketika ada waktu senggang. Bahkan saya bukan orang yang konsisten dengan menulis (kecuali menulis tugas). Saya pernah berhenti dalam jangka waktu yang lama dan saya hanya akan menulis (sekali lagi bukan dalam artian menulis untuk memenuhi tugas kuliah) ketika saya mau, ada motivasi, ada media, ada ide, dan ada-ada aja alasannya. J


Hobi ini mungkin timbul karena saya pernah (dan masih) tertarik untuk membaca buku tentang motivasi diri. That's right! Ketika kita mengagumi hasil karya orang lain, maka ada kecenderungan kita memiliki keinginan untuk menjadi seperti orang yang kita kagumi itu, bahkan menjadi lebih baik lagi, terutama untuk orang yang perfeksionis seperti saya ini. Lima tahun saya memuaskan diri dengan menulis, namun baru kali ini saya nge-post di blog. Why? Malu? Rendah diri? Tidak mau pamer? Tidak mau berbagi? Bukan karena itu semua, tapi sekali lagi saya adalah seorang yang perfeksionis namun masih labil dalam menilai suatu karya. Saya menulis, sebagian besar karena saat itu saya sedang mengalami guncangan jiwa atau perubahan yang signifikan yang terjadi pada perasaan dan pikiran. Dan ketika membaca tulisan saya yang terakhir (ketika perasaan dan pikiran kembali tenang dan stabil), saya memiliki penilaian yang berbeda, seperti ada sensasi yang juga berbeda di sini. So, that's a bad writing dan saya enggan mem-post-nya dalam blog, karena saya ingin karya yang perfect. Saya adalah pengkhianat besar bagi karya saya sendiri, mereka saya buat sebaik mungkin, namun ketika di kemudian hari karya itu saya nilai buruk atau bosan, saya buang begitu saja, bahkan tidak tersisa sedikit pun dari recycle bin. Ada yang salah di sini, sebuah karya semakin mendekati perfect ketika ada revisi, editing, atau koreksi dalam bentuk apapun dan dari siapapun. Semua terlanjur sudah, tidak ada sisa-sisa karya saya yang terdahulu, hanya tinggal sebuah sejarah yang tidak terdokumentasi.


http://sbelen.files.wordpress.com/2008/11/imagination_1.jpg

Entah kenapa sekitar 2 hari ini saya memiliki keinginan yang kuat untuk menulis, mungkin karena ada salah satu kejadian (24/4/2011) yang begitu mengguncang hati saya dan sempat membuat mental saya berada pada kondisi yang paling buruk selama 23 tahun 3 bulan saya hidup. Ketika pemikiran positif saya mulai mendesak, saya berpikir kalau saya harus melakukan yang besar, bermanfaat, dan berubah ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah menulis! Saya tidak berpikir ini adalah pelampiasan dan pelarian karena beban mental yang saya hadapi, tapi saya anggap ini adalah PENDAKIAN. Kenapa? Karena ini adalah langkah dalam mencapai kualitas hidup yang lebih tinggi, ketika kita memuaskan diri kita dengan sesuatu yang bermakna dan ketika kita bisa mengaktualisasi diri kita masing-masing. Jadi, kejadian besar tersebut tidak saya jadikan alasan untuk menulis, tapi ini adalah pertanda bahwa momentum perubahan diri yang radikal telah dimulai. So why don’t I start this now!?
Saya punya pendapat sebagai berikut:

Kesalahan terbesar kita adalah begitu kita mendapatkan inspirasi, kita tidak langsung menindaklanjutinya. Namun, kita cenderung hanya menyimpannya di dalam ingatan dan menunggu hingga kita sampai di rumah untuk memikirkannya lagi, mempertimbangkan, memikirkannya, mempertimbangkan lagi dan begitu seterusnya. Hal ini justru mendistorsikan inspirasi tersebut menjadi inspirasi kelewat matang atau busuk. Inspirasi yang paling bernilai sesungguhnya tercipta seketika begitu inspirasi itu melintas di kepala.


Lalu apa bedanya dengan yang dulu? Kali ini harus saya tuangkan dalam channel yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Inilah yang memotivasi saya untuk tidak sembarangan dalam membuat karya, namun masih bersifat "saya". Dan ini juga merupakan tanggungjawab saya untuk berbagi apa yang saya rasakan dan bagaimana pendapat saya. Mungkin anda menilai bahwa blog ini hanyalah tong sampah tempat saya membuang curhatan saya, silakan. Namun ini bisa juga menjadi money box yang bisa menjadi tambahan tabungan anda dalam mempertimbangkan alternatif pendapat.


Oke, ini adalah pendahuluan yang panjang dan menjadikan motivasi bagi saya untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Mungkin karakteristik pola pemikiran saya yang bisa terdeteksi adalah beripikir positif, korektif, open mind, visioner, imajinatif, struggling, dan lainnya yang mungkin akan bisa anda temukan pada karya saya berikutnya. Sangat menyenangkan sekali jika dari karya saya, akan ada orang yang "bergulat" karena mereka memiliki pendapat yang berlawanan. Saya tunggu tantangan, koreksi, tambahan, dan dukungan dari teman-teman, karena itu semua adalah faktor penting dalam mengembangkan kemampuan saya dalam berkarya. Dan saya adalah “orang baru” dalam tulis menulis, jadi saya sangat senang ketika anda mengomentari gaya bahasa saya.


They said:

Ide yang melintas pertama kali dalam pikiranmu adalah sesuatu yang paling kuat – Bob Dylan

Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan – Albert Einstein

Aku tidak tahu apa-apa selain mempunyai keinginan yang kuat dari dalam diriku untuk mulai menulis suatu kebenaran imajinasi – John Keats



Sekian, pembaca yang termotivasi untuk berilmu.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


2 Response to "Welcoming the Imagination"

Agus Says:

Semangat bro!!!
Kamu pasti bisa buktikan..
Raih cita-citamu setinggi mungkin.
Amin.......

Tony Says:

Thank you bro..
Amin.
:)